Jangan Abaikan gejala gangguan mental ibu Hamil, Psikoedukasi Sebagai Upaya Pencegahan Gangguan Mental
Kehamilan adalah periode kehidupan yang penuh tantangan yang menuntut penyesuaian fisik, psikologis, dan sosial untuk menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Selama masa ini, wanita mengalami perubahan signifikan dalam berbagai aspek, termasuk biologis, psikologis, dan sosial. Dampak positif dan negatif dapat dirasakan oleh wanita selama kehamilan, dengan salah satu dampak negatif yang utama adalah kerentanan terhadap gangguan kesehatan mental, yang dapat berujung pada depresi.
Kesehatan mental ibu hamil merupakan area prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam intervensi kesehatan masyarakat secara global. Menurut Sustainable Development Goals (SDG), kesehatan mental ibu hamil termasuk dalam target yang harus dicapai, terutama pada tujuan yang membahas tentang kematian ibu. Salah satu penyebab kematian ibu adalah masalah kesehatan mental yang terjadi selama kehamilan dan setelah melahirkan, yang berhubungan dengan layanan kehamilan serta faktor risiko dan determinan kesehatan.
Gangguan kesehatan mental, seperti depresi, sering kali diabaikan selama pemeriksaan antenatal care (ANC). Gejala awal depresi sering kali dianggap sebagai hal yang biasa oleh ibu hamil dan tenaga kesehatan, sehingga bisa terlewatkan. Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara tanda-tanda depresi pada ibu hamil dan pemanfaatan ANC, di mana tanda-tanda tersebut dapat muncul kapan saja, mendorong pentingnya kunjungan tidak terencana ke fasilitas kesehatan untuk deteksi dini.
(EPDS), yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi gejala depresi pada ibu hamil. EPDS dikenal luas karena kepraktisannya dan kemudahan dalam penggunaan. Penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi, seperti pendapatan rendah, memiliki pengaruh signifikan terhadap risiko depresi pada ibu hamil. Dalam konteks ini, ibu hamil dengan pendapatan rendah menunjukkan prevalensi depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil dari latar belakang ekonomi yang lebih baik.
Masalah depresi pada ibu hamil juga dapat terjadi di daerah perkotaan, di mana beban hidup dan biaya yang tinggi dapat memperparah stres. Di Kelurahan Ujung, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya, kondisi sosial ekonomi yang rendah dan tingkat pengangguran yang tinggi menciptakan lingkungan yang berisiko bagi kesehatan mental ibu hamil. Tekanan hidup yang besar akibat biaya hidup yang tinggi dapat meningkatkan potensi risiko depresi di kalangan ibu hamil di wilayah tersebut
Pemberian pengetahuan tentang pencegahan gangguan mental bagi ibu hamil sangat penting karena dapat membantu mengurangi risiko terjadinya masalah kesehatan mental selama kehamilan dan setelah melahirkan. Selama periode ini, wanita mengalami perubahan hormonal dan emosional yang signifikan, yang dapat memicu atau memperburuk kondisi seperti depresi dan kecemasan. Dengan meningkatkan pemahaman tentang tanda-tanda awal gangguan mental, ibu hamil dapat lebih cepat mengenali gejala yang muncul dan mencari bantuan sebelum masalah menjadi lebih serius.